Halo Sobat Organisasi!
Nilai BerAKHLAK menjadi fondasi perilaku Aparatur Sipil Negara (ASN) di seluruh Indonesia. Di Bali, nilai-nilai luhur ini sejatinya telah lama hidup dalam budaya dan ajaran agama Hindu yang menuntun manusia menuju keseimbangan, ketulusan, dan tanggung jawab.
Menghubungkan nilai BerAKHLAK dengan budaya Bali bukan sekadar upaya pelestarian, melainkan penguatan karakter ASN yang berintegritas, berjiwa pelayanan, dan berdaya saing global tanpa meninggalkan akar budaya lokal.
1. Tri Hita Karana — Harmonis 🌿
Tri Hita Karana mengajarkan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan (parahyangan), sesama manusia (pawongan), dan alam lingkungan (palemahan).
➡️ Nilai ini sejalan dengan Harmonis dalam BerAKHLAK: ASN menjaga keseimbangan dalam bekerja, berinteraksi, dan melayani dengan rasa hormat terhadap sesama dan lingkungan sekitar.
2. Menyama Braya — Kolaboratif 🤝
Menyama Braya bermakna memandang semua orang sebagai saudara. Konsep ini menumbuhkan rasa solidaritas, gotong royong, dan kebersamaan.
➡️ Sejalan dengan nilai Kolaboratif, ASN dituntut bekerja lintas bidang, saling mendukung, dan memperkuat sinergi demi tercapainya tujuan bersama dan kesejahteraan masyarakat.
3. Tat Twam Asi — Berorientasi Pelayanan 🕊️
Filosofi Tat Twam Asi berarti “Aku adalah kamu, kamu adalah aku.” Ini menanamkan empati dan rasa kemanusiaan yang mendalam.
➡️ Nilai ini selaras dengan Berorientasi Pelayanan, di mana ASN melayani masyarakat dengan hati, melihat kepentingan publik sebagai kepentingan dirinya sendiri.
Contoh penerapan: ASN membantu masyarakat dengan tulus tanpa membeda-bedakan status, jabatan, atau latar belakang.
4. Panca Satya — Loyal dan Akuntabel 🔥
Panca Satya adalah ajaran lima kesetiaan dan kejujuran dalam agama Hindu, yang terdiri atas:
- Satya Wacana: setia pada ucapan
- Satya Hredaya: setia pada hati nurani
- Satya Laksana: setia pada perbuatan
- Satya Mitra: setia pada rekan
- Satya Samaya: setia pada janji
Ajaran ini menjadi pedoman moral untuk menjaga kebenaran dan integritas dalam setiap aspek kehidupan.
➡️ Sejalan dengan nilai Loyal dan Akuntabel, ASN dituntut untuk jujur dalam berkata, konsisten antara ucapan dan tindakan, serta setia pada amanah jabatan dan negara.
Contoh penerapan: ASN yang menepati janji pelayanan dan bertanggung jawab penuh atas hasil kerjanya mencerminkan semangat Satya Samaya.
5. Desa Kala Patra — Adaptif 💡
Makna Desa Kala Patra adalah kemampuan menyesuaikan tindakan dengan tempat, waktu, dan keadaan.
➡️ Sejalan dengan nilai Adaptif, ASN harus mampu menghadapi perubahan zaman, menyesuaikan diri terhadap teknologi, dan tetap fleksibel tanpa kehilangan integritas nilai-nilai budaya.
Contoh penerapan: ASN yang mampu bertransformasi digital tanpa meninggalkan etika dan pelayanan berbudaya lokal.
6. Lascarya — Kompeten ⚙️
Dalam ajaran Hindu, Yadnya bermakna pengorbanan atau pengabdian tulus ikhlas tanpa pamrih.
Prinsip ini melahirkan sikap Lascarya — tekun, disiplin, dan penuh dedikasi dalam melaksanakan tugas sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dan Tuhan.
➡️ Sejalan dengan nilai Kompeten, ASN terus meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya sebagai bentuk Yadnya atau persembahan terbaik dalam bekerja.
Contoh penerapan: ASN yang belajar dan bekerja sepenuh hati bukan karena imbalan, tetapi karena ingin memberikan manfaat bagi masyarakat.
Dengan menjadikan Tri Hita Karana, Tat Twam Asi, Menyama Braya, Panca Satya, Desa Kala Patra, dan Yadnya sebagai pedoman hidup, ASN Bali utamanya ASN Pemkab. Klungkung diharapkan mampu menjadi pribadi yang BerAKHLAK, Berbudaya, dan Berdaya Saing, berakar kuat pada nilai luhur lokal, namun mampu berdiri tegak di tengah arus globalisasi.